Selasa, 26 Juli 2011

kopi rasa asin

Pagi ini mengawali hari dengan sedikit agak kurang dalam hal semangat.
Kopi panas ini mungkin sebagai pengawal untuk suatu kehangatan yang akan ku terapkan ketika mengajar hari ini..
Sungguh betapa nikmatnya kopi panas ini..
Menghangatkan jiwa dan raga di dinginnya pagi ini..
Mengingatkan aku akan sebuah cerita,,
Yang dulu pernah aku ceritakan kepada seseorang..
Tidak jauh dari kenikmatan kopi hangat, tapi dengan cara yang lain menikmatinya..
Aku akan mencoba menceritakan cerita itu lagi…






****
Dia bertemu dengan cewek itu di sebuah pesta, cewek
yang menakjubkan.
Banyak cowok berusaha mendekatinya. Sedangkan dia
sendiri hanya seorang laki-laki biasa.
Tak ada yang begitu menghiraukannya.
Saat pesta telah usai, dia mengundang cewek itu untuk minum
kopi bersamanya.
Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si cewek tidak mau mengecewakannya.

Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman.
Si laki-laki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan sang cewek merasa sangat tidak nyaman. "Ayolah, cepat. Aku ingin segera pulang", kata sang cewek dalam hatinya.

Tiba-tiba si laki-laki berkata pada pelayan, "Tolong
ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."
Semua orang memandang dan melihat aneh padanya.
Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya.

Sang cewek bertanya dengan penuh rasa ingin tahu
kepadanya, "Kebiasaanmu kok sangat aneh?".

"Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku
sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut... asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini", jawab si laki-laki.
"Sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang.

Sang cewek begitu terenyuh. Itu adalah hal sangat
menyentuh hati.
Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang
mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya.
Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya.
Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya.
Kemudian sang cewek memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya...
Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua.
Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka.

Mereka terus menjalin hubungan.
Sang cewek menyadari bahwa ia adalah cowok idaman baginya.
Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian... pokoknya ia adalah cowok baik yang hampir saja diabaikan
begitu saja.
Untung saja ada kopi asin !

Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah:
sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup
bahagia...
Dan, tiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya, karena ia tahu itulah kesukaan cowoknya tersebut.
Tiap kali cowok itu dating menemuinya selalu siap kopi asin untuk dinikmati oleh cowoknya itu.

Setelah 5 tahun berlalu, si cewek tersebut memutuskan cowoknya karna satu hal akan keyakinan.
Cowok itu kemudian memilih pergi dan meninggalkan sepucuk surat bagi ceweknya:

"Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku ketika bersamamu. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu --- tentang kopi asin.
Kamu ingat kan saat kita pertama kali berkencan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka
aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira
kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam
hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya,
karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu...
Sekarang kita tak lagi bersama, menjalin hubungan satu tingkat di bawah dulu. Tidak ada lagi yang dapat aku
khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin ketika bersamamu. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah
aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali
semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hubungan denganmu sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu belahan jiwaku walaupun aku harus minum kopi asin lagi."


Sambil membaca, air matanya membasahi surat itu. Suatu
hari seseorang menanyainya, "Bagaimana rasa kopi asin?", ia menjawab, "Rasanya begitu manis."

****



betapa indahnya kenikmatan dibalik secangkir kopi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar